Bismillahirrahmanirrahim
Fokus Assassement Meningioma
Fokus Assasement
a.
Primary Survey
1)
Airway
- Periksa jalan nafas dari
sumbatan benda asing (padat, cair) setelah dilakukan pembedahan akibat
pemberian anestesi.
-
Potency jalan nafas, à meletakan tangan di atas mulut atau hidung.
-
Auscultasi paru à keadekwatan expansi paru, kesimetrisan.
2)
Breathing
-
Kompresi pada batang otak akan
mengakibatkan gangguan irama jantung, sehingga terjadi perubahan pada pola
napas, kedalaman, frekuensi maupun iramanya, bisa berupa Cheyne Stokes atau
Ataxia breathing. Napas berbunyi, stridor, ronkhi, wheezing (kemungkinan karena
aspirasi), cenderung terjadi peningkatan produksi sputum pada jalan napas.
-
Perubahan pernafasan (rata-rata, pola, dan
kedalaman). RR < 10 X / menit à depresi narcotic, respirasi cepat,
dangkal à gangguan cardiovasculair atau rata-rata
metabolisme yang meningkat.
-
Inspeksi: Pergerakan dinding dada, penggunaan otot
bantu pernafasan diafragma, retraksi sternal à efek anathesi yang berlebihan, obstruksi.
3)
Circulating:
-
Efek peningkatan tekanan
intrakranial terhadap tekanan darah bervariasi. Tekanan pada pusat vasomotor
akan meningkatkan transmisi rangsangan parasimpatik ke jantung yang akan
mengakibatkan denyut nadi
menjadi lambat, merupakan tanda peningkatan tekanan intrakranial. Perubahan
frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang diselingi dengan bradikardia,
disritmia).
-
Inspeksi membran mukosa : warna dan kelembaban,
turgor kulit, balutan.
4)
Disability : berfokus pada status
neurologi
-
Kaji tingkat kesadaran
pasien, tanda-tanda respon mata, respon motorik dan tanda-tanda vital.
-
Inspeksi respon terhadap rangsang,
masalah bicara, kesulitan menelan, kelemahan atau paralisis ekstremitas,
perubahan visual dan gelisah.
5)
Exposure
-
Kaji balutan bedah pasien terhadap adanya
perdarahan
b.
Secondary Survey : Pemeriksaan fisik
Pasien
nampak tegang, wajah menahan sakit,
lemah. Kesadaran somnolent, apatis, GCS
: 4-5-6, T 120/80 mmHg, N 98 x/menit, S
374 0C, RR 20 X/menit.
1)
Abdomen.
Inspeksi tidak ada
asites, palpasi hati teraba 2 jari bawah
iga,dan limpa tidak membesar, perkusi bunyi redup, bising usus 14 X/menit. Distensi abdominal dan peristaltic usus
adalah pengkajian yang harus dilakukan pada gastrointestinal.
2)
Ekstremitas
Mampu mengangkat tangan dan kaki. Kekuatan otot
ekstremitas atas 4-4 dan ekstremitas bawah 4-4., akral dingin dan pucat.
3)
Integumen.
Kulit keriput, pucat. Turgor sedang
4)
Pemeriksaan neurologis
Bila perdarahan hebat/luas dan mengenai batang otak akan terjadi gangguan
pada nervus cranialis, maka dapat terjadi :
-
Perubahan status mental
(orientasi, kewaspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah, pengaruh
emosi/tingkah laku dan memori).
-
Perubahan dalam
penglihatan, seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan sebagian lapang
pandang, foto fobia.
-
Perubahan pupil (respon
terhadap cahaya, simetri), deviasi pada mata.
-
Terjadi penurunan daya
pendengaran, keseimbangan tubuh.
-
Sering timbul
hiccup/cegukan oleh karena kompresi pada nervus vagus menyebabkan kompresi
spasmodik diafragma.
-
Gangguan nervus hipoglosus.
Gangguan yang tampak lidah jatuh kesalah satu sisi, disfagia, disatria, sehingga kesulitan menelan.
c.
Tersiery Survey
1)
Kardiovaskuler
Klien nampak lemah, kulit dan kunjungtiva pucat dan akral hangat.
Tekanan darah 120/70 mmhg, nadi 120x/menit, kapiler refill 2 detik. Pemeriksaan
laboratorium: HB = 9,9 gr%, HCT= 32 dan
PLT = 235.
2)
Brain
Klien dalam keadaan sadar, GCS: 4-5-6 (total = 15), klien nampak lemah,
refleks dalam batas normal.
3)
Blader
Klien terpasang doewer chateter urine tertampung 200 cc, warna kuning kecoklatan.