Izinkan aku mencintai-Mu dengan sederhana Rabb-ku.
Cinta yang sangat sederhana. Betapa sadar aku tak bisa hidup tanpa-Mu. Sungguh, apalagi yang menjadi sandaranku, selain-Mu?
Izinkan aku mencintai-Mu sederhana, meski aku tak bisa membahasakan baiknya.
Izinkan aku bersujud, dan bebas mengingat-Mu. Aku mencintai-Mu. Hamba ini berharap dan takut pada-Mu, tapi sungguh tak bisa membahasakan.
Tentang rasa, cerita logika ... Apalah ...
Aku tak mengerti ...
Aku ingin bertemu dengan-Mu.
Bisakah?
Mata ini terlalu banyak dosa untuk memandang-Mu.
Uh! Malu!
Tubuh ini terlalu banyak maksiat.
Getir!
Karena sangkin bimbangnya, lebih baik kuucapkan saja kembali. Izinkan aku mencintai-Mu dengan sederhana berkawan dengan logika rasa dan sedikit air mata.
Cinta, harap, dan takut yang sederhana ...
Cinta yang sangat sederhana. Betapa sadar aku tak bisa hidup tanpa-Mu. Sungguh, apalagi yang menjadi sandaranku, selain-Mu?
Izinkan aku mencintai-Mu sederhana, meski aku tak bisa membahasakan baiknya.
Izinkan aku bersujud, dan bebas mengingat-Mu. Aku mencintai-Mu. Hamba ini berharap dan takut pada-Mu, tapi sungguh tak bisa membahasakan.
Tentang rasa, cerita logika ... Apalah ...
Aku tak mengerti ...
Aku ingin bertemu dengan-Mu.
Bisakah?
Mata ini terlalu banyak dosa untuk memandang-Mu.
Uh! Malu!
Tubuh ini terlalu banyak maksiat.
Getir!
Karena sangkin bimbangnya, lebih baik kuucapkan saja kembali. Izinkan aku mencintai-Mu dengan sederhana berkawan dengan logika rasa dan sedikit air mata.
Cinta, harap, dan takut yang sederhana ...