Bismillahirrahmanirrahim
Anatomi Sistem Pencernaan
- • Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan menjadi salah satu dasar ilmu kedokteran.
- • Anatomi dapat dipelajari melalui tiga cara pendekatan, yakni :
–
Anatomi sistematis : mempelajari ilmu jaringan tubuh manusia secara sistem.
Contoh, sistem pencernaan, sistem pernapasan,dll.
–
Anatomi regional : berdasarkan regio (pembagian tubuh pada manusia). Misalnya region abdomen atau
region thoraks, dst.
–
Anatomi Klinis : berdasarkan jenis penyakit atau masalah medis. Karena
sudah berhubungan langsung dengan pasien. Contoh : Hypertensi berhubungan
dengan anatomi jantung dll.
Jadi berdasarkan pengertian diatas, teman-teman dapat menyimpulkan sendiri
pendekatan apa yang kita gunakan untuk materi kuliah kita ini. Yaitu pendekatan
sistematis (Anatomi sistem pencernaan).
Kemudian
dalam kuliah tentang sistem pencernaan ini, dr. Dirwan menyampaikan beberapa
permasalahan, yang akan terjawab, seiring penjelasan tentang sistem pencernaan
dipaparkan.
Permasalahan
tersebut adalah :
•
Mengapa orang yang telentang atau ketika kepala di bawah bisa makan &
minum? (gerakan peristaltik)
•
Mengapa beberapa orang kadang “tersedak” saat menelan? (masuk ke laring)
•
Mengapa bayi gampang sekali “gumoh”? (gumoh=muntah)
•
Mengapa orang yang mabuk karena minuman ataupun perjalanan mengalami
muntah?
•
Mengapa sebagian orang dapat tahan lapar dibandingkan sebagian orang lain?
•
Bagaimana sebagian orang bisa menahan defecatio lebih lama dibanding
sebagian yang lain?
TERMINOLOGI
Sering kita
dengar tentang Digestive Tract, Alimentary Canal, dan Gastroinestinal. Ketiga
tiganya erat kaitannya dengan system pencernaan. Perbedaannya:
•
Digestive tract : lebih tentang sistem pencernaannya.
•
Alimentary canal : yang mempelajari sistem
pencernaan mulai dari ujung mulut sampai anus, termasuk glandula-glandula
seperti sub mandibularis serta glandula aksesoria lainnya seperti hepar,
pangkreas, dsb. (yang mencakup semua
aspek)
•
Gastroinestinal tract:
hanya memepelajari salurannya. Mulai dari ujung esofagus kebawah.
Digestive system
x The digestive system is the collective name used to
describe the alimentary canal, some accessory organs and a variety of digestive processes that
take place at different levels in the canal to prepare food eaten in the diet
for absorption.
x The alimentary canal begins at the mouth, passes through
the thorax, abdomen and pelvis and ends at the anus.
x The alimentary tract is a muscular tube about 5 meters
long .Its diameter varies from one segment to another being widest at the
stomach.
x It has a general structure which is modified at different
levels to provide for the processes occurring at each level.
Sistem pencernaan
·
Sistem pencernaan
adalah yang nama yang digunakan untuk menyebutkan alimentary canal, beberapa
organ asesoria dan macam dari proses pencernaan yang menggunakan tempat yang
berbeda pada saluran untuk menyiapkan makanan yang akan digunakan untuk
adsorpsi.
·
Alimentary
canal dimulai
dari mulut, jalan kecil ke thorax, abdomen dan pelvis, serta berakhir pada
anus.
·
Alimentary
tract
sebuah pipa muscular yang panjangnya sekitar 5 meter. Diameternya bervariasi
mulai dari satu bagian lain yang paling luas di perut.
·
Ini memiliki
struktur umum yang dimodifikasi pada level-level yang berbeda untuk menyediakan
pada proses yang digunakan di level yang lain
Segment
|
Length (m)
|
Oral cavity and mouth
Esophagus
Stomach
Small intestine
Large intestine
Rectum and anal canal
|
15
25
30
300
115
15
|
Saluran
pencernaan : mulut – esophagus – lambung (gaster) sampai ke anus
Glandula
asesoria : sub mandibularis – sub
lingualis – hepar –pangkreas dst
Mekanisme sistem pencernaan
x Ingesti
memasukkan
makanan (bolus) ke rongga mulut.
x Sekresi
proses
pengeluaran kelenjar enzim-enzim pencernaan dalam saluran pencernaan. Di mana
cairan yang keluar dari mukosa sebanyak 9 liter.
x Mixing (peristaltik)
proses gerak peristaltik dalam saluran
pencernaan dari cranial (atas) ke caudal (ekor).
x
Digestion yaitu
proses pencernaan makanan Yang memiliki 2 mekanisme yaitu :
Pengunyahan
mekanik :dengan gigi (umumnya 33 kali) tapi 3 kali saja sudah cukup.
Pengunyahan
kimia :dengan bantuan enzim dari glandula
/ kelenjar pencernaan.
x
Absorpsi
dimulai
pada usus, yaitu pada Deudenum dan Ileum, yaitu penyerapan zat-zat makanan yang
berguna untuk tubuh.
x Defekasi
pembuangan,
maksudnya proses eliminasi atau pengeluaran zat-zat makanan yang tidak
diperlukan tubuh.
Organisasi Sistem Digestoria
Tersusun atas 2 komponen utama
–
Traktus digestoria / saluran pencernaan, yaitu saluran yang dilewati oleh makanan yang kita makan.
•
Cavitas oris
•
Oesophagus
•
Ventriculus
•
Intestinum tenue
•
Intestinum crassum
•
Anus
–
Glandula digesti asesorius / kelenjar pencernaan meliputi pusat-pusat penghasil kelenjar-kelenjar pencernaan yang berfungsi
sebagai pemercepat (katalis) dalam pencernaan makanan.
•
Gigi
•
Lidah
•
Glandula salivarius
•
Hepar & Gallbladder
•
Pancreas
Anatomi serta mekanisme sistem pencernaan
Berikut
urutan anatomi dan mekanisme sistem pencernaan, mulai dari pada saat
makanan masuk ke rongga mulut :
Cavum Oris (Rongga mulut )
Pada saat
makanan masuk kedalam cavum oris, bibir mempunyai fungsi spesifik yaitu sebagai
pembantu untuk memperoleh , mengarahkan serta menampung makanan. Di dalam cavum
oris, makanan mengalami 2 perlakuan yaitu :
1. Pencernaan
secara mekanik (mengunyah)
dengan
gigi (umumnya 33 kali), sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW,
dan Subhanallah, alasan ilmiah dari pernyataan tersebut adalah enzim hanya akan
bekerja untuk makanan yang telah terpecah menjadi partikel-partikel kecil. Tapi 3 kali saja udah cukup.
2.
Pengunyahan kimia
dengan
bantuan enzim dari glandula / kelenjar pencernaan. Dimana kelenjar pencernaan
menghasilkan enzim amilase yang berfungsi untuk mengubah karbohidrat menjadi
amilum.
Dalam cavum
oris juga terdapat lidah yang berfungsi sebagai pengecap.
Hijau = pahit
Biru = asam
Merah = asin
Orange =
manis
Beberapa bagian lidah
•
Radix lingua
•
Dorsum lingua
•
Apex lingua
|
Setelah itu
bolus terdorong ke arah posterior dari lidah dan secara otomatis bolus akan
terdorong untuk memasuki faring. Di dalam cavum oris juga terdapat kelenjar
pencernaan seperti yang sudah disebutkan diatas secara lengkap, yaitu :
•
Glandula salivares majores:
–
Glandula parotidea
–
Glandula sublingualis
–
Glandula submandibularis
•
Glandula salivares minores:
–
Gld. Labiale
–
Gld. Buccales
–
Gld. Lingualis
–
Gld. palatini
Faring
Secara
refleks ketika bolus akan memasuki faring, epiglotis membuka sphincter,
oesofagus berelaksasi disertai dengan peran oesofagus dalam menutup palatum
mole sehingga makan tidak masuk kedalam trakea dan hidung. Secara umum, fungsi
dari faring adalah sebagai saluran penghubung
sistem pencernaan dan pernapasan. Disekitar faring juga terdapat tonsil
yang berperan dalam pertahanan (imunitas) tubuh.
Oesophagus
Merupakan
saluran muskuler dengan panjang 25 cm dibagi menjadi 2 bagian :
x
Pars torachalis
oesophagei
x
Pars abdominalis
oesophage dengan panjang 1,5 – 2,5 cm berbentuk seperti pyramid. Bagian distal
berhubungan dengan gaster / ventriculus dihubungkan oleh junction oesophagogastrica
( junction = sambungan ) dan ada juga sphincter oesophagus.
Di cranial
dan caudal oesophagus terdapat sphincter yang bernama sphincter oesophagus. Di
oesophagus makanan akan mengalami gerak peristaltic yang terjadi sekitar 6-10
deik. Apabila peristaltik pertama (peristaltik primer) tidak bisa mengantarkan
makanan ke gaster, maka akan terjadi gerakan peristaltik sekunder sehingga
mendorong makanan ke gaster.
Gaster / ventriculus
Merupakan
saluran pencernaan setelah oesophagus berfungsi untuk mencerna bolus secara
mekanik menggunakan gerak peristaltik gaster dan kimiawi (mengeluarkan enzim
pencernaan seperti lipase, peptin, HCl). Makanan yang telah dicerna berjalan
menuju duodenum dinamakan kimus. Tingkat keenceren kimus tergantung pada jumlah
zat yang dimakan, air dan sekresi lambung. Di dalam lambung memiliki
fungsi motorik sebagai tempat
penyimpanan makanan, pencampuran makanan, dan pengosongan kimus di lambung.
Usus halus (Intstineum Tenue)
•
Fungsi : digesti dan absorbsi (terutama di jejenum)
•
Duodenum:
–
Bentuk U, panjang ± 24cm
–
Retroperitoneal
–
Papilla duodeni major à muara ductus choledochus dan ductus pancreaticus
•
Jejenum dan Ileum
–
mukosa : terdapat lipatan yang disebut villi berfungsi untuk memperluas permukaan
–
6-7m, batas tidak tegas à 2/5 proximal jejenum, 3/5 distal ileum
–
Jejenum: kosong, dinding tebal, lebih vasculer, sebagian besar di r.
umbilicalis
–
Ileum : dinding lebih tipis,
vascularisasi sedikit, r. hypogastrica – pelvis
•
Vascularisasi:
–
A. mesenterica superior
–
V. porta
Didalam usus halus terjadi pencernaan mekanik dengan gerak peristaltik
dinding usus serta perncernaan dengan mengeluarkan enzim dari pankreas dan
hepar. Di usus halus juga terjadi absorbs nutrisi dan zat-zat yang berguna
untuk tubuh. Sebagai nutrisi yang diserap disalurkan ke hati untuk diolah.
Usus besar (Intestinum Carasum )
Berfungsi dalam mengabsorbsi air , mineral dan vitamin
& membuang feces. Panjangnya 1,5 m. memiliki bagian khas yaitu taenia coli,
haustrae, appendices epiploica.
Yang terdiri dari 4 bagian yaitu :
Ø Caecum merupakan muara ileum (orificium
ileocaecalis) dan appendix vermiformis
Ø Colon
Terdiri dari 4
bagian yaitu :
• Colon
ascendens:
– 12-20cm,
valva ileocecalis – flexura coli dextra
– Retroperitoneal
• Colon
transversum
– 40-50cm
– Paling
besar
– Flexura
coli dextra – flexura coli sinistra
– Penggantung:
mesocolon transversum
• Colon
descendens
– Flexura
coli sinistra – apertura pelvis superior
– retroperitoneal
• Colon
sigmoideum
– Bentuk
S, panjang 15-80cm
– Bentuk
dan posisi tergantung pada jumlah isinya, yaitu feses
– Colon
descendens – rectum
– Penggantung:
mesocolon sigmoideum
Ø Rectum
dan canalis analis
–
Panjang lk 12cm
–
Tidak mempunyai
penggantung usus (mesenterium)
–
Bagian yang
melebar: ampulla recti
–
Pada rectum
terdapat plexus hemorhoidalis. Jika membesar disebut hemoroid
–
Berakhir sebagai
anus pada perineum
–
m. sphincter ani
internus (otot polos), dalam keadaan
normal tertutup
–
m. sphincter ani
externus (otot lurik), bisa di kendalikan
KELENJAR PENCERNAAN
Hepar
•
Regio hypocondriaca dextra dan epigastrium
•
Terdiri atas 2 lobus: dexter dan sinister
•
Intraperitoneal, kecuali area nuda
•
Penggantung hepar:
–
Lig. Falciforme hepatis
–
Lig. Teres hepatis
–
Lig. Triangulare dextrum
–
Lig. Triangulare sinistrum
–
Lig. Hepatorenale
•
Memiliki fungsi sebagai produksi cairan empedu dengan alur sebagai
berikut :
Ø Ductus
hepaticus dexter dan sinister à ductus
hepaticus comunis :
1) ductus choledochus à papilla duodeni mayor
2) Vesica velea à ductus cysticus à ductus choledocus à dst
Vesica fellea
•
Kantong berbentuk buah peer
•
Fungsi: memekatkan empedu
•
Daya tampung: 30-60 ml
•
Bagian-bagiannya:
–
Fundus vesica fellea
–
Corpus
–
Collum à berlanjut sebagai ductus cysticus
Pankreas
•
Memiliki panjang 12-15 cm
•
Terletak pada regio epigastrica dan hypocondriaca kiri
•
Terdiri atas:
–
Glandula eksokrin à c. pancreas à ductus pancreaticus à duodenum
ductus
pancreaticus + ductus choledocus à ampulla hepatopancreraticus = ampulla Voter à papilla duodeni mayor
–
Glandula endokrin à insulin dan glukagon à darah
•
Bagian-bagian dari pangkreas :
–
Caput (kepala)
–
Collum (leher)
–
Corpus(badan)
–
cauda (ekor)
Struktur Tunica dari GIT:
1. Tunica
mukosa
Tunica mukosa membatasi lumen dari GIT,
merupakan lapisan absorptive dan secretori. Terdiri dari epitel columner simplek yang didukung dengan
adanya lamina propia(jaringan tipis dari jaringan ikat). Lamina propia
mengandung nodul limpa yang penting dalam perlindungan melawan penyakit.
Lapisan diluar lamina propia adalah otot polos yang disebut mukosa muskularis,
yang menyediakan gerakan mengaduk secara tidak sadar. Mukosa muskularis
biasanya terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan
longutudinal luar dari otot polos, yang memisahkan mukosa dari sub mukosa. Sel
goblet yang terspesialisasi di mucosa sepanjang GIT menghasilkan mucus/ lender.
2. Tunica
Submucosa
Terdiri atas jaringan ikat padat dengan banyak pembuluh
darah dan pembuluh limfe dan suatu plexus saraf submukosa (yang disebut dengan
plexus Meissener). Lapisan ini juga mengandung kelenjar dan jaringan limfoid.
Molekul yang terserap yang melewati sel epithel columnarnya mukosa, masuk ke
pembuluh darah atau ductus limfenya submukosa.
3. Tunica
muscularis
Tunica
muscularis bertanggung jawab pada kontraksi dan pergerakan peristaltic yang
melewati GIT. Tunica ini mengandung sel sel otot polos yang tersusun sebagai
spiral dan dibagi dalam 2 lapisan lagi sesuai arah utama jalannya sel otot. Di
lapisan dalam(dekat lumen) susunan sel otot umumnya melingkar. Di lapisan luar,
sebagian besar susunannya memanjang. Kontraksi dari lapisan ini memindahkan makanan
melewati saluran dan secara fisik melumatkan dan mengaduk makanan dengan enzim
pencernaan.
Plexus saraf mienterikus(atau
plexus Auerbach terletak di antara dua lapisan otot, dengan saraf mayor
menyuplai GIT. Termasuk neuron dan ganglia dari kedua simpatik dan parasimpatik
divisi dari ANS.
4. Serosa
Serosa melengkapi dinding GIT. Terdiri
dari lapisan epithelium squamous selapis dan sedikit jaringan ikat. Di dalam
rongga perut, serosa menyatu dengan mesenterium yang menopang usus dan menyatu
dengan peritoneum( yaitu membrane serosa yang melapisi dinding rongga). Akan
tetapi, di tempat terbentuknya hubungan organ pencernaan dengan organ atau
struktur lain, serosa tersebut digantikan oleh lapisan adventisia tebal yang
terdiri atas jaringan ikat yang mengandung pembuluh dan saraf tanpa adanya sel
epitel selapis.
PERITONIUM
•
Peritoneum
parietale à membran serosa
yang melapisi permukaan dalam cavum abdominalis dan cavum pelvis
•
Peritoneum
viscerale à bag. Peritoneum
parietale (yang membalik) dan menutupi organ dalam cavum abdominale dan cavum
pelvis
•
Cavum peritoneal:
ruangan antara peritoneum parietale dan viscerale à isi:
cairan serosa
–
Saccus peritonei
mayor
–
Saccus peritonei
minor (bursa omentalis)
à Dihubungkan
dengan oleh foramen epiploicum Winslow
Selebihnya Blajar lagi DEh ,,, huuuummmm
NGacir ,,,, :)
Muharram 1434 H