Bismillahirrahmanirrahim
KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALLIATIF
- Pengertian Keperawatan Palliatif
Perawatan
paliatif (dari bahasa Latin''palliare,''untuk jubah) adalah setiap bentuk
perawatan medis atau perawatan yang berkonsentrasi pada pengurangan keparahan
gejala penyakit, daripada berusaha untuk menghentikan, menunda, atau sebaliknya
perkembangan dari penyakit itu sendiri atau memberikan menyembuhkan.
Tujuannya
adalah untuk mencegah dan mengurangi penderitaan dan meningkatkan kualitas
hidup orang menghadapi yang serius, penyakit yang kompleks. Non-rumah sakit
perawatan paliatif tidak tergantung pada prognosis dan ditawarkan dalam
hubungannya dengan kuratif dan semua bentuk lain yang sesuai perawatan medis.
Di
Amerika Serikat, pembedaan dibuat antara perawatan paliatif rumah sakit umum
dan''''perawatan, yang memberikan perawatan paliatif untuk mereka pada akhir
kehidupan; dua aspek perawatan berbagi filosofi yang sama tetapi berbeda dalam
sistem pembayaran mereka dan lokasi layanan.
Di
tempat lain, misalnya di Inggris, pembedaan ini tidak operatif: di samping
penampungan khusus, tim paliatif non-perawatan berbasis rumah sakit memberikan
perawatan kepada mereka dengan membatasi hidup penyakit pada setiap tahap
penyakit. Istilah "perawatan paliatif" umumnya mengacu pada setiap
perawatan yang meredakan gejala, apakah ada atau tidak ada harapan penyembuhan
dengan cara lain, dengan demikian, WHO baru-baru pernyataan panggilan perawatan
paliatif "pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasien dan mereka
keluarga menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit yang mengancam jiwa.
"
Perawatan
paliatif juga dapat digunakan untuk mengurangi efek samping dari pengobatan
kuratif, seperti mengurangi rasa mual yang berhubungan dengan kemoterapi.
Istilah "perawatan paliatif" semakin digunakan berkaitan dengan
penyakit lain selain kanker seperti kronis, gangguan paru progresif, penyakit
ginjal, gagal jantung kronis, HIV / AIDS, dan kondisi neurologis progresif.
Selain itu, bidang yang berkembang pesat perawatan paliatif pediatrik telah
menunjukkan dengan jelas kebutuhan untuk layanan diarahkan khusus untuk anak-anak
dengan penyakit serius. Meskipun konsep perawatan paliatif bukanlah hal yang
baru, kebanyakan dokter secara tradisional berkonsentrasi pada mencoba untuk
menyembuhkan pasien. Pengobatan untuk pengentasan gejala dipandang sebagai
berbahaya dan dilihat sebagai kecanduan mengundang dan efek samping yang tidak
diinginkan.
Fokus
pada kualitas hidup pasien telah meningkat sangat selama dua puluh tahun
terakhir. Di Amerika Serikat saat ini, 55% dari rumah sakit dengan lebih dari
100 tempat tidur menawarkan program perawatan paliatif, dan hampir seperlima
dari rumah sakit masyarakat memiliki program perawatan paliatif. Sebuah
perkembangan yang relatif baru adalah konsep dari tim perawatan kesehatan
khusus yang sepenuhnya diarahkan untuk perawatan paliatif: tim perawatan
paliatif. Ada sering kebingungan antara istilah rumah sakit dan perawatan
paliatif. Di Amerika Serikat, rumah sakit layanan dan program perawatan
paliatif berbagi tujuan yang sama untuk memberikan bantuan gejala dan manajemen
nyeri. Non-rumah sakit perawatan paliatif yang sesuai untuk orang dengan
penyakit serius, kompleks, apakah mereka diharapkan untuk pulih sepenuhnya,
untuk hidup dengan penyakit kronis untuk waktu yang lama, atau mengalami
perkembangan penyakit. Sebaliknya, meskipun perawatan rumah sakit juga
paliatif, yang berlaku untuk jangka rumah sakit perawatan diberikan menjelang
akhir kehidupan.
Definisi Perawatan palliative telah
mengalami beberapa evolusi. menurut WHO pada 1990perawatan palliative adalah
perawatan total dan aktif dari untuk penderita yang penyakitnya tidaklagi
responsive terhadap pengobatan kuratif. Berdasarkan definisi ini maka jelas
Perawatan Paliatif hanya diberikan kepada penderita yang penyakitnya sudah
tidak respossif terhadap pengobatankuratif. Artinya sudah tidak dapat
disembuhkan dengan upaya kuratif apapun. Tetapi definisiPerawatan Paliatif
menurut WHO 15 tahun kemudian sudah sangat berbeda.
Definisi PerawataanPaliatif yang diberikan
oleh WHO pada tahun 2005 bahwa perawatan paliatif adalah sistemperawatan terpadu
yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup, dengan cara meringankan nyeridan
penderitaan lain, memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat
diagnosaditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga yang
kehilangan/berduka.
Di sini dengan jelas dikatakan bahwa
Perawatan Paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkansampai akhir hayat.
Artinya tidak memperdulikan pada stadium dini atau lanjut, masih
bisadisembuhkan atau tidak, mutlak Perawatan Paliatif harus diberikan kepada
penderita itu.Perawatan Paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal,
tetapi masih diteruskan denganmemberikan dukungan kepada anggota keluarga yang
berduka.
Perawatan paliatif tidak hanyasebatas
aspek fisik dari penderita itu yang ditangani, tetapi juga aspek lain seperti
psikologis, sosialdan spiritual.Titik sentral dari perawatan adalah pasien
sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya penyakit yangdideritanya. Dan perhatian
ini tidak dibatasi pada pasien secara individu, namun diperluas sampaimencakup
keluarganya. Untuk itu metode pendekatan yang terbaik adalah melalui
pendekatanterintegrasi dengan mengikutsertakan beberapa profesi terkait. Dengan
demikian, pelayanan padapasien diberikan secara paripurna, hingga meliputi segi
fisik, mental, social, dan spiritual. Makatimbullah pelayanan palliative care
atau perawatan paliatif yang mencakup pelayanan terintegrasiantara dokter,
perawat, terapis, petugas social-medis, psikolog, rohaniwan, relawan, dan
profesilain yang diperlukan.Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan
lagi bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar berikut
ini :
- Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal
- Tidak mempercepat atau menunda kematian.
- Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu.
- Menjaga keseimbangan psikologis dan spiritual.
- Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
- Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari perawatan palliative adalah untukmengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, jugamemberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal,
yang terpentingsebelum meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual,
serta tidak stres menghadapipenyakit yang dideritanya.
- Perkembangan Keperawatan Palliatif
Di negara maju, perawatan khusus bagi
mereka yang akan segera meninggalmerupakan kolaborasi antara keluarga dan para
profesional, dan memberikan layanan medis,psikologis, social dan
spiritual.Pengobatan paliatif bermaksud mengurangi nyeri dan mengurangi symptom
selain nyeri sepertimual, muntah dan depresi. Perawatan bagi mereka yang akan
segera meninggal pertama didirikandi Inggris melalui lokakarya cicely Saunders
di RS Khusus St. Christopher, RS khusus tersebut pindahke AS pada tahun 1970-an. RS khusus pertama di AS adalah RS New
Haven yang kemudian menjadi RSkhusus Connecticut. RS tersebut kemudian menyebar
ke seluruh Negara.Di Indonesia perawatan paliatif baru dimulai pada tanggal 19
Februari 1992 di RS Dr. Soetomo(Surabaya), disusul RS Cipto Mangunkusumo
(Jakarta), RS Kanker Dharmais (Jakarta), RS WahidinSudirohusodo (Makassar), RS
Dr. Sardjito (Yogyakarta), dan RS Sanglah (Denpasar).Di RS Dr. Soetomo perawatan
paliatif dilakukan oleh Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri.Pelayanan
yang diberikan meliputi rawat jalan, rawat inap (konsultatif), rawat rumah,day
care, danrespite care.Pengertian
rawat jalan dan rawat inap sudah cukup jelas. Rawat rumah (home care) dilakukandengan melakukan kunjungan ke
rumah-rumah penderita, terutama yang karena alasan-alasantertentu tidak dapat
datang ke rumah sakit. Kunjungan dilakukan oleh tim yang terdiri atas
dokterpaliatif, psikiater, perawat, dan relawan, untuk memantau dan memberikan
solusi atas masalah-masalah yang dialami penderita kanker dan keluarganya,
bukan hanya menyangkut masalahmedis/biologis, tetapi juga masalah psikis,
sosial, dan spiritual.
Day caremerupakan layanan untuk tindakan
medis yang tidak memerlukan rawat inap, misalnyaperawatan luka, kemoterapi,
dsb. Sedangrespite caremerupakan layanan yang bersifat psikologis.Di sini
penderita maupun keluarganya dapat berkonsultasi dengan psikolog atau
psikiater,bersosialisasi dengan penderita kanker lain, mengikuti terapi musik,
atau sekedar bersantai danberistirahat. Bisa juga menitipkan penderita kanker
(selama jam kerja), jika pendamping ataukeluarga yang merawatnya ada keperluan
lain
- Perkembangan Hospice Care
Di Indonesia, perawatan di hospis atauHospice
caremerupakan hal yang baru. FalsafahHospice Care adalah manusia yang menderita
harus dibantu dan diringankanpenderitaannya, agar kualitas hidupnya dapat
ditingkatkan selama sakit sampai ajal, danmeninggal dengan tenang.
Lembaga Pelayanan Kesehatan, terdiri dari
:
- 1. Rawat Jalan
- 2. Institusi
- 3. Hospice.
- 4. Community Based Agency
Hospice care
Adalahperawatan
pasien terminal (stadium akhir) dimana pengobatan terhadappenyakitnya tidak
diperlukan lagi. Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan dan rasa tidaknyaman
dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-spiritual. (Hospice
Home Care, 2011)The focus of hospice relies on the belief that each of us has
the right to die pain-free and withdignity, and that our loved ones will
receive the necessary support to allow us to do so.
- Hospice focuses on caring, not curing and, in most cases; care is provided in the persons home.
- Hospice care also is provided in freestanding hospice centers, hospitals, and nursing homes andother long-term care facilities.
- Hospice services are available to patients of any age, religion, race, or illness.
- Hospice care is covered under Medicare, Medicaid, most private insurance plans, HMOs, andother managed care organizations.
Ruang lingkup :
- 1. Pasien yg tinggal di daerah pedalaman.
- 2. Pasien dg Ca,heart disease,AIDS,kidney and lung disease.
- 3. Pasien di nursing home.
- 4. Pasien yg tinggal sendirian
Tujuan
Pelayanan Hospice Care :
- Meringankan pasien dari penderitaannya.
- Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalam hal perawatan pasienbagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
- Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.
Tim Pelaksana Hospice
Care :
- 1. Dokter.
- 2. Perawat.
- 3. Pekerja Sosial.
- 4. Relawan
Bentuk Hospice Care :
- 1. The InstitutionHospice Care
- 2. HospiceHome Care
- 3. Palliative Care
Standar Asuhan Keperwatan :
- Standard IPerawat mengumpulkan data kesehatan klien
- Standard IIDalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan analisa terhadap data yangtelah terkumpul
- Standard IIIPerawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien maupun lingkungannya.
- Standard IVPerawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan menetapkan intervensi yangakan dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Standard VPerawat melaksanakan rencana intervensi yang telah di tetapkan dalam perencanaan
- Standard VIPerawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang mengarah ke pencapaian hasil yangdiharapkan.
Standar Kinerja Profesional
(Profesional Performance)
- Standard IKualitas asuhan keperawatan, perawat melakukan evaluasi terhadap kualitas dan efektifitaspraktik keperawatan secara sistematis
- Standard IIPerformance Appraisal , perawat melakukan evaluasi diri sendiri terhadap praktik keperawatanyang dilakukannya dihubungkan dengan standar praktik professional, hasil penelitian ilmiahdan peraturan yang berlaku.
- Standard IIIPendidikan, perawat berupaya untuk selalu meningklatkan pengetahuan dan kemampuandirinya dalam praktik keperawatan.
- Standard IVKesejawatan, perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam pengembangan professionalismsesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya sebagai sejawat.
- Standard VEtika, putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan pada landasan etika profesi
- Standar VIKolaborasi, dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat berkolaborasi dengan klien,keluarga dan praktisi kesehatan lain.
- Standar VIIPenelitian, dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian
- Standard VIIIPemanfaatan sumber, perawat membantu klien atau keluarga untuk memahami resiko,keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan
Wallahu'allam