Bismillahirrahmanirrahim
A. PENDAHULUAN
Umumnya klien dengan perilaku
kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit jiwa. Sering tampak klien diikat
secara tidak manusiawi disertai bentakan dan “pengawalan” oleh sejumlah anggota
keluarga bahkan polisi.
Perilaku kekerasan seperti memukul
anggota keluarga/ orang l ain, merusak alat rumah tangga dan marah-marah merupakan
alasan utama y ang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Pen anganan yang
dilakukan oleh ke luarga belum memadai sehingga selama perawa tan klien
seyogyanya sekeluarg a mendapat pemdidikan kesehatan tentang cara merawat klien
(manajemen perilaku kekerasan).
Asuhan keperawatan yang diberikan
di rumah sakit jiwa terhad ap perilaku kekerasan perlu ditingkatkan serta
dengan perawatan intensif di rumah sakit umum. Asuhan keperawatan perilaku ke
kerasan (MPK) yaitu asuhan kep erawatan yang bertujuan melatih klien mengontrol
perilaku kekerasannya dan pendidikan kesehatan tentang MPK pada keluarga. Sel
uruh asuhan keperawatan ini da pat dituangkan menjadi pendekatan proses
keperawatan.
B. PENGERTIAN
Marah merupakan perasaan jengk el
yang timbul seba gai respon terhadap kecemasan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi
yang dirasakan sebagai ancaman (Stuart dan Sundeen, 1996). Perasaan marah
normal bagi tiap individu, namun perilaku yang dimanifestasikan oleh perasaan
marah dapat berfluktuasi sepanjang rentang
adaptif dan maladaptif .
Kegagalan
yang menimbulkan fru stasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan diri atau respon melawan
dan menantang. Respon melawan dan menantang merupakan respon yang maladapt if,
yaitu agresif -kekerasan perilaku yang menampakkan mulai dari yang rendah
sampai yang tinggi, yaitu:
- 1. Asertif : mampu menyatakan rasa marah tanpa menyakiti orang lain dan merasa lega.
- 2. Frustasi : Merasa gagal mencapai tujuan disebabkan karena tujuan yang tidak realistis.
- 3. Pasif : Diam saja karena merasa tidak mampu mengungkapkan perasaan yang sedang dialami.
- 4. Agresif : memperlihatkan permusuhan, k eras dan menuntut, mendekati o rang lain dengan ancaman, memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai. Umumnya klien masih dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai orang lain.
- 5. Kekerasan : sering juga disebut gaduh-gaduh atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang lai n secara menakutkan, memberi k ata-kata ancaman-ancaman, melukai disertai melukai pada tingkat ringan, dan yang paling berat adalah melukai/ merusak secara serius. Klien tidak mampu mengendalikan diri.
C. ETIOLOGI
1. FAKTOR
PREDISPOSISI
Faktor pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan factor predisposisi, artinya mungkin terjadi/
mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh
individu:
a.
Psikologis, kegagalan yang dialami dapat
menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa
kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiaya
atau sanksi penganiayaan.
b.
Perilaku, reinforcement yang diterima
pada saat melakukan ke kerasan, sering mengobservasi kekerasan di rum ah atau
di luar rumah, semua a spek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku
kekerasan.
c.
Sosial budaya, budaya tertutup dan
membalas secara diam (pas if agresif) dan kontrol sosial yang tidak past i
terhadap pelaku kekerasan ak an menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan yang
diterima (permissive).
d.
Bioneurologis, banyak bahwa ke rusakan
sistem limbik, lobus f rontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan
neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan.
2. FAKTOR
PRESPITASI
Faktor prespitasi dapat bersumber
dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti
ke lemahan fisik (penyakit fisik) , keputusan, ketidakberdayaan, percaya
diri yang kurang dapat menjadi pen yebab
perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat,
kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/
pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang p rovokatif dan
konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan.
D. TANDA
DAN GEJALA
Pada pengkajian awal dapat di ketahui alasan utama
klien ke rumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Kemudian perawat dapat
melakukan pengkajian dengan cara:
- 1. Observasi : Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat. Sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas makanan, memukul jika tidak senang.
- 2. Wawancara : diarahkan pada penyebab mara h, perasaan marah, tanda-tanda marah yang dirasakan klien.
E. MASALAH
KEPERAWATAN
- 1. Perilaku kekerasan
- 2. Resiko mencederai
- 3. Gangguan harga diri: harga diri rendah
G. DIAGNOSA
- 1. Resiko mencederai orang lain berhubungan dengan kekerasan
- 2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
0 komentar:
Posting Komentar