Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Barakallahu fikum

Selamat datang saudara-saudariku, memulai dengan basmalah yuk ,,, :-)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL


Bismillahirrahmanirrahim


A.    Pengertian
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,Daulima,1998).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu kebutuhan atau mengharapakan untuk melibatakan orang lain,  akan tetapi tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).
Gangguan hubungan sosial adalah  suatu kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosialnya (Depkes,1994).
Menarik diri adalah suatu usaha seseorang untuk menghindari interaksi dengan lingkungan sosial atau orang lain, merasa kehilangan kedekatan dengan orang lain dan tidak bisa berbagi pikiranya dan perasaanya (Rawlins,1993).
Menarik diri merupakan suatu keadaan  dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.  Isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain  dianggap menyatakan sikap negatif  dan mengancam dirinya (Townsend, M.C, 1998 : 52).
Individu merasa kehilangan teman dan tidak mempunyai kesempatan untuk  membagi pikiran, perasaan dan pengalaman serta mengalami kesulitan berinteraksi secara spontan dengan orang lain. Individu yang demikian berusaha  untuk mengatasi ansietas yang  berhubungan dengan kesepian, rasa takut, kemarahan, malu, rasa bersalah dan merasa tidak aman dengan berbagai respon. Respon yang terjadi dapat berada dalam rentang adaptif sampai maladaptif (Stuart and Sudeen, alih bahasa Hamid,1998).

B.     Rentang Respon Sosial
  

Respon adaptif                                                             Respon maladaptif
Solitut                                  Kesepian                                Manipulasi
Otonomi                               Menarik diri                           Impulsif
Kebersamaan                        Ketergantungan                     Narkisme
Saling ketergantungan

Gambar.1.1 Rentang respon social, (Stuart and Sundeen, 1998).

Keterangan dari rentang respon sosial :
  1. Solitut (Menyendiri) , Solitut atau menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan seorang untuk merenung apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialanya dan suatu cara  untuk nmenentukan langkahnya. 
  2. Otonomi, Kemapuan individu untuk mentukan dan maenyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan social.
  3. Kebersamaan (Mutualisme), Perilaku saling ketergantungan dalam membina hubungan interpersonal.
  4. Saling ketergantungan (Interdependent), Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana hubungan tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
  5. Kesepian, Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak danya perhatian dengan orang lain atau lingkunganya.
  6. Menarik diri, Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan hubungan dengan orang lain atau lingkunganya.
  7. Ketergantungan (Dependent), Suatu keadaan individu yang tidak menyendiri, tergantung pada orang lain.
  8. Manipulasi, Individu berinteraksi dengan pada diri sendiri atau pada tujuan bukan berorientasi pada orang lain. Tidak dapat dekat dengan orang lain 
  9. Impulsive, Keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu. Mempunyai penilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan 
  10. Narkisme, Secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian. Individu akan marah jika orang lain tidak mendukungnya.

(Townsend M.C,1998)

C.     Penyebab
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan  yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang dan juga dapat mencederai diri, (Carpenito,L.J, 1998) 

1.      Faktor predisposisi
Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku menarik diri  
a.       Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang sehingga mempunyai masalah  respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga bekerja sama dengan tenaga profisional untuk mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaburatif sewajarnya  dapat  mengurangi masalah respon social menarik diri.
b.      Faktor Biologik
Faktor genetik  dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptive. Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia. 
c.       Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitis terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini, (Stuart and sudden, 1998).
2.      Faktor persipitasi
Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan  seseorang menarik diri. Faktor- faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a.       Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitas unit keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
b.      Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhanya  hal ini dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang mengalami gangguan hubungan (menarik diri), (Stuart & Sundeen, 1998)
c.       Stressor intelektual
1)      Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk  berbagai pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan orang lain.
2)      Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan kesulitan dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi dengan orang lain.
3)      Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada gangguan berhubungan dengan orang lain
d.      Stressor fisik 
1)      Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari orang lain
2)      Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu  sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain

(Rawlins, Heacock,1993)

D.    Tanda Dan Gejala
Menurut Towsend.M.C (1998:192-193) dan Carpenito,L.J.(1998:381) Isolasi sosial: Menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut  : kurang spontan, apatis, ekspresi wajah tidak berseri, tidak memperhatikan kebersihan diri, komunikasi verbal kurang, menyendiri, tidak peduli lingkungan, asupan makanan terganggu, retensi urine dan feses, aktivitas menurun, posisi baring seperti fetus, menolak berhubungan dengan orang lain.

E.     Mekanisme Koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang sering  digunakan adalah  regresi, represi dan isolasi. Sedangkan contoh sumber koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreativitas untuk  mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan, (Stuart and sundeen,1998:349)    

F.      Masalah Keperawatan
  • 1.      Isolasi sosial : menarik diri 
  • 2.      Perubahan sensori persepsi : halusinasi
  • 3.      Kekerasan, resiko tinggi
  • 4.      Gangguan konsep diri : harga diri rendah
  • 5.      Motivasi perawatan diri kurang
  • 6.      Defisit perawatan diri
  • 7.      Koping keluarga inefektif : ketidak mampuan keluarga untuk merawat klien di rumah

(Keliat,B.A,2005:201)


H.    Diagnosa Keperawatan
  • 1.      Isolasi sosial : menarik diri 
  • 2.      Gangguan konsep diri : Harga diri rendah 
  • 3.      Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi 
(Kelliat,2005) 

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J.  (1995). Principles and practice of psychiatric nursing.(5th ed). St louis: Mosby Year Book.

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J.  (1995). Principles and practice of psychiatric nursing.(6th ed). St louis: Mosby Year Book.

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J.  (1995). Principles and practice of psychiatric nursing.(7th ed). St louis: Mosby Year Book.

Townsend, M.C. (1998). Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri : pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC (terjemahan). 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Follow My Blog, :-)