Bismillahirrahmanirrahim
2.1 Asuhan Keperawatan Teoritis
2.2.1 Pengkajian
A. Asal Keturunan /
Kewarganegaraan
·
Thalasemia banyak dijumpai pada
bangsa di sekitar laut Tengah (Mediteranial) seperti Turki, Yunani, dll. Di
Indonesia sendiri, thalasemia cukup banyak dijumpai pada anak, bahkan merupakan
penyakit darah yang paling banyak diderita.
B. Umur
· Pada penderita thalasemia mayor
yang gejala klinisnya jelas, gejala telah terlihat sejak anak berumur kurang
dari 1 tahun, sedangkan pada thalasemia minor biasanya anak akan dibawa ke RS
setelah usia 4 tahun.
C. Riwayat Kesehatan Anak
· Anak cenderung mudah terkena
infeksi saluran pernapasan atas atau infeksi lainnya. Ini dikarenakan rendahnya
Hb yang berfungsi sebagai alat transport.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan
· Seirng didapatkan data adanya
kecenderungan gangguan terhadap tumbang sejak masih bayi. Terutama untuk
thalasemia mayor, pertumbuhan fisik anak, adalah kecil untuk umurnya dan adanya
keterlambatan dalam kematangan seksual, seperti tidak ada pertumbuhan ramput
pupis dan ketiak, kecerdasan anak juga mengalami penurunan. Namun pada jenis
thalasemia minor, sering terlihat pertumbuhan dan perkembangan anak normal.
E. Pola Makan
·
Terjadi anoreksia sehingga anak
sering susah makan, sehingga BB rendah dan tidak sesuai usia.
F. Pola Aktivitas
· Anak terlihat lemah dan tidak
selincah anak seusianya. Anak lebih banyak tidur/istirahat karena anak mudah
lelah.
G. Riwayat Kesehatan Keluarga
· Thalasemia merupakan penyakit kongenital, jadi perlu diperiksa
apakah orang tua juga mempunyai gen thalasemia. Jika iya, maka anak beresiko
terkena talasemia mayor.
H. Riwayat Ibu Saat Hamil (Ante natal Core – ANC)
· Selama masa kehamilan,
hendaknya perlu dikaji secara mendalam adanya faktor resiko talasemia. Apabila
diduga ada faktor resiko, maka ibu perlu diberitahukan resiko yang mungkin
sering dialami oleh anak setelah lahir.
I. Data Keadaan Fisik Anak Thalasemia
·
KU = lemah dan kurang
bergairah, tidak selincah anak lain yang seusia.
· Kepala dan bentuk muka. Anak
yang belum mendapatkan pengobatan mempunyai bentuk khas, yaitu kepala membesar
dan muka mongoloid (hidung pesek tanpa pangkal hidung), jarak mata lebar,
tulang dahi terlihat lebar.
·
Mata dan konjungtiva pucat dan
kekuningan
·
Mulut dan bibir terlihat
kehitaman
· Dada, Pada inspeksi terlihat
dada kiri menonjol karena adanya pembesaran jantung dan disebabkan oleh anemia
kronik.
·
Perut, Terlihat pucat,
dipalpasi ada pembesaran limpa dan hati (hepatospek nomegali).
· Pertumbuhan fisiknya lebih
kecil daripada normal sesuai usia, BB di bawah normal
· Pertumbuhan organ seks sekunder
untuk anak pada usia pubertas tidak tercapai dengan baik. Misal tidak tumbuh
rambut ketiak, pubis ataupun kumis bahkan mungkin anak tidak dapat mencapai
tapa odolense karena adanya anemia kronik.
· Kulit, Warna kulit pucat
kekuningan, jika anak telah sering mendapat transfusi warna kulit akan menjadi
kelabu seperti besi. Hal ini terjadi karena adanya penumpukan zat besi dalam
jaringan kulit (hemosiderosis).
2.2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin muncul
- Perubahan perfusi jaringan b.d berkurangnya komponen seluler yang penting untuk menghantarkan Oksigen/zat nutrisi ke sel.
- Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kurangnya selera makan.
- Koping keluarga tidak efektif b.d dampak penyakit anak terhadap fungsi keluarga.
0 komentar:
Posting Komentar