Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

Barakallahu fikum

Selamat datang saudara-saudariku, memulai dengan basmalah yuk ,,, :-)

HAJAR IBU ISMAIL A.S.


Bismillahirrahmanirrahim

1. Penuh Tawakal Kepada Allah
Ibnu Abbas berkata: "Wanita pertama yang memakai ikat pinggang adalah ibu Ismail. Dia memakai ikat pinggang untuk menutupi tanda hamilnya di hadapan Sarah. Kemudian Ibrahim membawa Hajar dan Ismail --ketika itu Hajar sedang menyusukan Ismail-- lalu menempatkannya di samping Baitullah dekat pohon besar di atas zamzam dan bagian atas masjid. Ketika itu belum ada seorang pun tinggal di Mekah, juga tidak ada air. Di sanalah Ibrahim menempatkan mereka. Ibrahim meletakkan di samping mereka satu kantong kurma dan satu tong air. Kemudian Ibrahim pulang (ke Syam). Ibu Ismail segera membuntutinya dan berkata: 'Hai Ibrahim, pergi kemana engkau dan engkau tinggalkan kami di lembah yang tidak ada manusia dan apa-apanya ini?' Hajar menyampaikan pertanyaan itu kepada Ibrahim berulang kali, sementara Ibrahim tidak menoleh kepadanya sama sekali. Lalu Hajar bertanya lagi: 'Apakah Allah yang memerintahkanmu untuk melakukan perbuatan ini?' Ibrahim menjawab: 'Ya.' Hajar berkata: 'Kalau demikian halnya, tentu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami.' Kemudian Hajar kembali (ke Baitullah). Menurut satu riwayat: 'Wahai Ibrahim, kepada siapa engkau tinggalkan kami?' Ibrahim menjawab: 'Kepada Allah.' Hajar berkata: 'Aku pasrah kepada Allah.'" (HR Bukhari)

2. Tetap Tenang Meskipun Berada di Daerah Terpencil
Lanjutan hadits di atas, lalu Ibrahim berangkat hingga ketika sampai di Tsaniyyah dan mereka sudah tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadapkan mukanya ke arah Baitullah, lalu memanjatkan doa, sambil mengangkat kedua tangan dia berkata: "Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman, di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Wahai  Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." Selanjutnya, Ibu Ismail menyusukan Ismail dan dia sendiri minum dari air (yang ditinggalkan Ibrahim dalam tong tadi). Ketika air yang dalam tong itu habis, dia kehausan, dan begitu pula anaknya. Hajar melihat anaknya merintih kehausan. Karena tidak tahan melihat anaknya begitu, Hajar pun berangkat (untuk mencari air) Dia melihat bahwa Shafa adalah bukit yang terdekat dari tempat itu. Hajar berdiri di atas bukit itu dengan menghadap kearah lembah untuk melihat apakah di sana ada orang. Namun dia tidak melihat seorang pun berada di sana. Lalu dia turun dari bukit Shafa hingga sampai ke lembah tersebut. Dia mengangkat ujung bajunya, lalu berlari sebagai larinya orang yang sangat kepayahan, sehingga dia berhasil menembus lembah itu. Kemudian dia sampai ke Marwah, lalu berdiri di atasnya dan melihat-lihat apakah ada seseorang di sana. Ternyata tidak ada seorang pun di sana. Dia melakukan hal itu (berlari dari Shafa ke Marwah) sebanyak tujuh kali. Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw. berkata: "Demikianlah halnya sa'i yang dilakukan manusia antara kedua bukit tersebut."

3. Allah Memuliakan Hajar
Lanjutan hadits di atas, "Tatkala Hajar sampai ke atas Marwah, dia mendengar suara, lalu dia berkata kepada dirinya sendiri: 'Diamlah kamu.' Dia tekun mendengarkan suara itu. Ternyata dia mendengarkan suara itu lagi, lalu dia berkata: 'Engkau telah memperdengarkannya. Jika kamu ingin memberi pertolongan, maka tolonglah aku.' Tiba-tiba malaikat (Jibril) muncul tepat pada tempat zamzam. Jibril menggali dengan tumitnya –atau berkata: 'Dengan sayapnya'-- hingga keluarlah air. Lalu Hajar membuat kubangan kecil dengan tangannya seperti ini, selanjutnya menciduk air tersebut dan memasukkannya ke dalam tong. Sedangkan air itu terus memancar setelah diciduk." Ibnu Abbas berkata bahwa Nabi saw. bersabda: "Semoga Allah menyayangi Ibu Ismail. Seandainya dia meninggalkan zamzam --atau beliau bersabda: 'Seandainya dia tidak menciduk air itu'-- niscaya zamzam itu sudah menjadi mata air yang mengalir terus ke permukaan buini." Beliau bersabda: "Lalu Hajar minum dan menyusukan anaknya. Malaikat (Jibril) berkata kepada Hajar: "Janganlah kamu takut tersia-sia, karena sesungguhnya di sinilah Baitullah itu di mana anak ini dan ayahnya akan membangunnya kelak. Dan Allah tidak akan menyianyiakan keluarganya."

4. Menggeluti Kehidupan dan Arif dalam Berbuat
Lanjutan hadits di atas, "Adalah Baitullah ketika itu agak tinggi letaknya bagaikan bukit kecil. Apabila banjir datang, maka dia akan lewat di sebelah kanan dan sebelah kirinya. Demikianlah keadaannya hingga lewat dekat mereka rombongan dari Kabilah Jurhum atau Keluarga Jurhum. Mereka datang dari daerah Kada, lalu singgah di (satu tempat) di bawah Mekah. Mereka melihat burung-burung melayang-layang mengitari tempat itu, lalu mereka berkata: 'Burung itu pasti berputar-putar di atas air. Kita kenal betul dengan tempat ini dan biasanya tidak ada air.' Lalu mereka mengirim satu atau dua orang utusan yang berlari cepat. Ternyata mereka menemukan air. Lalu utusan itu kembali dan memberitahu Kabilah Jurhum bahwa disitu ada air Kemudian mereka mendatangi tempat air itu. Nabi saw. berkata: 'Ketika itu ibu Ismail berada dekat air itu.' Mereka berkata: 'Apakah kamu mengizinkan kami singgah di tempatmu ini?' Ibu Ismail menjawab: 'Boleh, asal kalian tidak punya hak atas air ini.' Mereka berkata: 'Ya, kami setuju.' Ibnu Abbas berkata: "Lalu Nabi saw. berkata: 'Rombongan itu tahu bahwa ibu Ismail merasa senang mendapatkan teman. Lalu mereka tinggal di situ. Kemudian mereka mengajak keluarga mereka untuk tinggal di tempat itu. Akhirnya semua anggota keluarga mereka tinggal di tempat itu. Selanjutnya Ismail tumbuh menjadi dewasa, lalu belajar bahasa Arab dari mereka. Mereka sangat sayang kepada Ismail dan merasa kagum kepadanya setelah dia dewasa. Ketika dia sudah akil balig, mereka mengawinkannya dengan salah seorang gadis mereka." (HR Bukhari)

Referensi : Kebebasan Wanita Abdul Halim Abu Syuqqah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gangguan Bicara Selektif Mutism

Bismillahirrahmanirrahim

"Mutism" berasal dari bahasa Latin "Mutus" yang berarti "membisu". Istilah ini awalnya ditemukan dalam literatur medis khusus tentang perkembangan bicara, yang mengemukakan "fenomena tidak mau bicara". Secara ilmiah, mutism itu suatu pertanda kebisuan pada manusia, meskipun organ pendengaran maupun organ bicaranya normal. Kondisi ini bersifat khas pada anak-anak dan jarang terjadi, dengan gejala tak mau bicara pada situasi tertentu. Anak-anak yang mutism bisa berbicara dengan lancar saat di rumah, tetapi pada situasi tertentu seperti di sekolah dia tidak mau berbicara. Hal inilah yang disebut mutism selektif.
Menurut terapis yang juga Direktur Klinik Klub Rumah Anak, dr Rosmadewi, mutism harus dibedakan dari autism atau gangguan mental lainnya. Syarat mutism adalah si anak tadinya sudah bisa bicara kemudian mogok bicara. "Kalau memang dari tadinya si anak tidak bisa bicara, maka itu tidak bisa dikategorikan mutism. Jadi sebelumnya si anak sudah bisa bicara kemudian karena suatu sebab dia tidak mau bicara atau hanya bicara pada orang-orang tertentu saja," ujarnya.
Banyak hal yang dapat menyebabkan anak jadi mogok bicara. Terkait mutism, Aspek psikologi sosial, yang mana anak mengalami masalah yang berhubungan dengan ketakutan dan kecemasan pada situasi sosial seperti di lingkungan sekolah atau pada saat berkumpul dengan orang dewasa. Pada anak-anak yang memahami dan mampu berbahasa, umumnya dapat berbicara dengan normal dan rileks. Namun, 90 persen anak-anak dengan mutism mempunyai masalah dalam phobia sosial atau ketakutan yang teramat sangat, seperti pada waktu berbicara di depan kelas.
Anak-anak terkadang memang susah ditebak apa maunya. Ada anak yang menjadi sangat pendiam saat marah atau kesal pada orang tuanya. Lantas bagaimana membedakan diam yang biasa dengan diamnya anak mutism? Dr Elisa Shipon-Blum, Presiden Direktur Selective Mutism Anxiety Research and Treatment Center di Philadelphia, dalam www.selectivemutism.org mengemukakan beberapa kriteria yang bisa dijadikan acuan.
Anak mutism biasanya tidak mau berbicara di tempat-tempat tertentu, seperti sekolah. Dia juga tidak suka membicarakan hal yang ada hubungannya dengan fungsi sekolah atau kegiatan sosial lainnya. Perlu diketahui juga bahwa mutism tidak disebabkan karena gangguan komunikasi akibat irama kelancaran (seperti gagap) dan tidak disebabkan gangguan bicara karena gangguan mental (seperti autism). Kondisi mutism ini dapat menetap selama lebih dari satu bulan.
Kasus mutism rata-rata ditemukan pada anak usia 3-8 tahun. Pada kasus selektif mutism anak-anak, mereka mengalami ketakutan berlebih terhadap interaksi sosial di sekolah, taman latihan bermain, dan bersosialisasi. Anak dengan selektif mutism juga menjadi sangat cemas bila berbicara. Ketika anak tak ada respon, dia mengalami tekanan dan timbullah kecemasan. Selain itu, mereka biasanya sangat pemalu, dengan gejala-gejala seperti pendiam, wajah datar tanpa ekspresi dan tak ada senyum. Sedangkan gejala yang lainnya :
1.      Kesulitan untuk berbicara disituasi sosial tertentu, semisal sekolah.
2.      Gangguan berkomunikasi ini bisa terjadi lebih dari 1 bulan.
3.      Ekspresi wajah kosong saat gelisah
4.      Kurang tersenyum ketika cemas
5.      Merasa canggung jika gelisah
6.      Kesulitan kontak mata saat berinteraksi
7.      Membutuhkan waktu lebih lama dari orang lain  saat merespon pertanyaan
8.      Tidak nyaman pada kondisi bising, gaduh, ramai orang
9.      Over sensitif
Mengabaikan anak yang mengalami hal seperti ini bisa menciptakan perilaku yang mendarah daging dimana pada akhirnya si anak akan semakin kesulitan untuk berekspresi secara verbal. Jika tidak diobati hal ini akan mengganggu akademis si anak, kehidupan sosial dan perkembangan emosional seperti :
1.      Membentuk rasa cemas 
2.      Penarikan diri dari lingkungan sosial 
3.      Rasa rendah diri 
4.      Penolakan dan menurunnya hasil akademis/prestasi baik di sekolah ataupun dunia kerja 
5.      Obat-obatan 
6.      Kriminalisme 
7.      Bisa mendorong bunuh diri
Seseorang yang menyandang mutisme elektif sebaiknya tidak dipaksa untuk berbicara baik verbal maupun non verbal. Fokus “penyembuhkan” pada seseorang yang mengalami ini adalah menghilangkan kecemasan, meningkatkan percaya diri terutama di lingkungan sosial. Mungkin membuat mereka nyaman tanpa berharap banyak mereka untuk berbicara justru akan menimbulkan kenyamanan tersendiri mereka untuk berkomunikasi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Isosorbid Dinitrate

Bismillahirahmanirrahim

Cara Kerja Obat
Isososrbis Dinitrate adalah nitrat organic yang digunakan untuk pengobatan dan pencegahan serangan angina pectoris. Senyawa ini bekerja dengan jalan relaksasi otot polos vascular sehingga member efek vasodilatasi pada arteri dan vena perifer. Dilatasi pembuluh darah pasca kapiler termasuk vena besar menyebabkan penumpukan darah di perifer sehingga menurunkan alir balik vena ke jantung, hal ini mengakibatkan turunnya tekanan akhir diastolic ventrikel kiri (preload). Relaksasi arteriolar menyebabkan penurunan resistensi vascular sistemik dan tekanan arteri (afterload). Dengan mekanisme sepertidiatas maka kebutuhan oksigen miokard menurun, sehingga tercapai keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Isosorbida mudah diserap melalui mukosa (mulut, hidung, dan saluran cerna) maupun kulit.

Indikasi
Pengobatan dan pencegahan serangan akut angina pectoris.

Peringatan dan perhatian
Hati-hati pemberian pada penderita yang mengalami peningkatan tekanan intracranial, hipotensi berat (sistolik dibawah 90 mmHg), hipovolemi, brakikardia, paradoksikal, kardiomiopati hipertropik. Keamanan dan efektifitas obat pada anak-anak belum dapat ditetapkan. Selama pengobatan, nadi dan tekanan darah harus diperhatikan. Hati-hati pemakaian pada wanita menyusui karena Isosorbida Dinitrate diekskresikan melalui air susu ibu.

Efek samping
Ortostatik hipotensi, takikardia, kardiomiopati hipertropik, sakit kepala, ruam kulit, muka merah palpitasi, mual, muntah, lemah, gelisah, berkeringat.

Kontraindikasi
  1. Hipersensitif atau idiosinkrasi terhadap preparat nitrit atau nitrat yang laian.
  2. Tekanan darah yang sangat rendah
  3. Infark jantung akut dengan berkurangnya tekanan pengisian kecuali dalam unit perawatan.
  4. Gagal sirkulasi akut (syok, kolaps, vaskuler)


Interaksi obat
Kombinasi dengan vasodilator lain seperti hidralazin,prazosin, nefedipin, dapat menimbulkan hipotensi berat.
Pemberian bersama alcohol dapat memperkuat efek nitrat dan kadang-kadang menyebabkan hipotensi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tahapan Perkembangan Kemampuan Bicara dan Berbahasa

Bismillahirrahmanirrahim

Berikut ini akan disajikan informasi seputar tahapan perkembangan bahasa dan bicara seorang anak. Namun perlu diperhatikan, bahwa batasan-batasan yang tertera juga bukan merupakan batasan yang kaku mengingat keunikan setiap anak berbeda satu dengan yang lain. Menurut Dr. Miriam Stoppard (1995) tahapan perkembangan kemampuan bicara dan berbahasa dapat dibagi sebagai berikut:

1.        Usia 0 – 8 Minggu
Pada masa awal, seorang bayi akan mendengarkan dan mencoba mengikuti suara yang didengarnya. Sebenarnya tidak hanya itu, sejak lahir ia sudah belajar mengamati dan mengikuti gerak tubuh serta ekspresi wajah orang yang dilihatnya dari jarak tertentu. Meskipun masih bayi, seorang anak akan mampu memahami dan merasakan adanya komunikasi dua arah dengan memberikan respon lewat gerak tubuh dan suara. Sejak dua minggu pertama, ia sudah mulai terlibat dengan percakapan, dan pada minggu ke-6 ia akan mengenali suara sang ibu, dan pada usia 8 minggu, ia mulai mampu memberikan respon terhadap suara yang dikenalinya.

2.        Usia 8 – 24 Minggu
Tidak lama setelah seorang bayi tersenyum, ia mulai belajar mengekspresikan dirinya melalui suara-suara yang sangat lucu dan sederhana, seperti “eh”, “ah”, “uh”, “oh” dan tidak lama kemudian ia akan mulai mengucapkan konsonan seperti “m”, “p”, “b”, “j” dan “k”. Pada usia 12 minggu, seorang bayi sudah mulai terlibat pada percakapan “tunggal” dengan menyuarakan “gaga”, “ah goo”, dan pada usia 16 minggu, ia makin mampu mengeluarkan suara seperti tertawa atau teriakan riang, dan bublling. Pada usia 24 minggu, seorang bayi akan mulai bisa menyuarakan “ma”, “ka”, “da” dan sejenisnya. Sebenarnya banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak sudah mulai memahami apa yang orang tuanya atau orang lain katakan. Lucunya, anak-anak itu akan bermain dengan suaranya sendiri dan terus mengulang apa yang didengar dari suaranya sendiri.

3.        Usia 28 Minggu – 1 Tahun
Usia 28 minggu seorang anak mulai bisa mengucapkan “ba”, “da”, “ka” secara jelas sekali. Bahkan waktu menangis pun vokal suaranya sangat lantang dan dengan penuh intonasi. Pada usia 32 minggu, ia akan mampu mengulang beberapa suku kata yang sebelumnya sudah mampu diucapkannya. Pada usia 48 minggu, seorang anak mulai mampu sedikit demi sedikit mengucapkan sepatah kata yang sarat dengan arti. Selain itu, ia mulai mengerti kata “tidak” dan mengikuti instruksi sederhana seperti “bye-bye” atau main “ciluk-baa”. Ia juga mulai bisa meniru bunyi binatang seperti “guk”, “kuk”, “ck”

4.        Usia 1 Tahun – 18 Bulan
Pada usia setahun, seorang anak akan mampu mengucapkan dua atau tiga patah kata yang punya makna. Sebenarnya, ia juga sudah mampu memahami sebuah obyek sederhana yang diperlihatkan padanya. Pada usia 15 bulan, anak mulai bisa mengucapkan dan meniru kata yang sederhana dan sering didengarnya untuk kemudian mengekspresikannya pada porsi / situasi yang tepat. Usia 18 bulan, ia sudah mampu menunjuk obyek-obyek yang dilihatnya di buku dan dijumpainya setiap hari. Selain itu ia juga mampu menghasilkan kurang lebih 10 kata yang bermakna.

5.        Usia 18 Bulan – 2 Tahun
Pada rentang usia ini, kemampuan bicara anak semakin tinggi dan kompleks. Perbendaharaan katanya pun bisa mencapai 30 kata dan mulai sering mengutarakan pertanyaan sederhana, seperti “mana ?”, “dimana?” dan memberikan jawaban singkat, seperti “tidak”, “disana”, “disitu”, “mau”. Pada usia ini mereka juga mulai menggunakan kata-kata yang menunjukkan kepemilikan, seperti “punya ani”, “punyaku”. Bagaimana pun juga, sebuah percakapan melibatkan komunikasi dua belah pihak, sehingga anak juga akan belajar merespon setelah mendapatkan stimulus. Semakin hari ia semakin luwes dalam menggunakan kata-kata dan bahasa sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya dan mengutarakan kebutuhannya. Namun perlu diingat, oleh karena perkembangan koordinasi motoriknya juga belum terlalu sempurna, maka kata-kata yang diucapkannya masih sering kabur, misalnya “balon” jadi “aon”, “roti” jadi “oti”

6.        Usia 2 Tahun – 3 Tahun
Seorang anak mulai menguasai 200 – 300 kata dan senang bicara sendiri (monolog). Sekali waktu ia akan memperhatikan kata-kata yang baru didengarnya untuk dipelajari secara diam-diam. Mereka mulai mendengarkan pesan-pesan yang penuh makna, yang memerlukan perhatian dengan penuh minat dan perhatian. Perhatian mereka juga semakin luas dan semakin bervariasi. Mereka juga semakin lancar dalam bercakap-cakap, meski pengucapannya juga belum sempurna. Anak seusia ini juga semakin tertarik mendengarkan cerita yang lebih panjang dan kompleks. Jika diajak bercakap-cakap, mudah bagi mereka untuk loncat dari satu topik pembicaraan ke yang lainnya. Selain itu, mereka sudah mampu menggunakan kata sambung “sama”, misalnya “ani pergi ke pasar sama ibu”, untuk menggambarkan dan menyambung dua situasi yang berbeda. Pada usia ini mereka juga bisa menggunakan kata “aku”, “saya” “kamu” dengan baik dan benar. Dengan banyaknya kata-kata yang mereka pahami, mereka semakin mengerti perbedaan antara yang terjadi di masa lalu, masa kini dan masa sekarang.

7.        Usia 3 – 4 Tahun
Anak mulai mampu menggunakan kata-kata yang bersifat perintah; hal ini juga menunjukkan adanya rasa percaya diri yang kuat dalam menggunakan kata-kata dan menguasai keadaan. Mereka senang sekali mengenali kata-kata baru dan terus berlatih untuk menguasainya. Mereka menyadari, bahwa dengan kata-kata mereka bisa mengendalikan situasi seperti yang diinginkannya, bisa mempengaruhi orang lain, bisa mengajak teman-temannya atau ibunya. Mereka juga mulai mengenali konsep-konsep tentang kemungkinan, kesempatan, dengan “andaikan”, “mungkin”, “misalnya”, “kalau”. Perbendaharaan katanya makin banyak dan bervariasi seiring dengan peningkatan penggunaan kalimat yang utuh. Anak-anak itu juga makin sering bertanya sebagai ungkapan rasa keingintahuan mereka, seperti “kenapa dia Ma ?”, “sedang apa dia Ma?”, “mau ke mana ?”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Follow My Blog, :-)